Logam Berat Merkuri

Logam berat adalah kelompok unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki berat atom tinggi dan cenderung mengendap di lingkungan ketika dilepaskan

Logam Berat Merkuri

Logam berat merkuri adalah kelompok unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki berat atom tinggi dan cenderung mengendap di lingkungan ketika dilepaskan


Menurut Vouk (1986) terdapat 80 jenis logam yang teridentifikasi sebagai logam berat. Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat ini dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, di manakeberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun.

Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn, dan lain sebagainya. Jenis kedua adalah logam berat non esensial atau beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr, dan lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. 

Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab terjadinya alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya dapat melalui kulit, pernapasan dan pencernaan. Merkuri merupakan logam dengan ikatan metalik terlemah di antara semua logam, dan satu-satunya logam berfase cair pada temperatur kamar. Lemahnya ikatan metalik mengakibatkan tingginya tekanan uap pada temperatur kamar, dan ini sangat berbahaya sebagai racun jika terhisap oleh makhluk hidup.

Merkuri banyak digunakan dalam termometer, barometer, panel pengganti listrik, dan lampu pijar raksa. Raksa mempunyai densitas tinggi yaitu 13,6 g/cm3, dan mampu melarutkan logam-logam lain (http://www.wissensdrang.com/auflhg.htm). Secara sederhana dapat dijelaskan bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Merkuri yang masuk ke dalam perairan dengan mudah terikat dengan unsur kimia klor pada air laut. 

Ikatan dengan ion klor membentuk merkuri anorganik (HgCl) dengan mudah masuk ke dalam plankton dan dapat berpindah ke biota laut lain, lalu mengalami perubahan oleh mikroorganisme menjadi merkuri organik (metil merkuri) dalam sedimen di dasar laut. Sifat metil merkuri yang dapat terakumulasi di dalam tubuh makhluk hidup itulah yang membawa penyakit. Efek yang terlihat pada kasus penyakit Minamata dapat terjadi bila dosis efektif dalam tubuh manusia sudah tercapai

(http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid =139&Itemid). Berbagai metode alternatif telah banyak digunakan untuk mengurangi konsentrasi logam berat seperti merkuri yang akan dibuang ke perairan, tetapi dalam jangka panjang (lama) perlakuan tersebut dapat merusak lingkunganakibat dari akumulasi yang tidak sebanding dengan masa dari lingkungan tersebut. Metode yang baik tentunya dengan cara penetralan logam berat (merkuri) yang aktif tersebut menjadi senyawa yang kurang aktif dengan menambahkan senyawa-senyawa tertentu, kemudian baru dilepas ke lingkungan perairan.

Namun demikian pembuangan logam berat non aktif ini juga menjadi masalah. Hal ini terjadi karena dapat dengan mudah mengalami degradasi oleh lingkungan menjadi senyawa yang dapat mencemari lingkungan. Oleh karena itu dalam makalah ini dikaji teknik analisis dengan flotasi-spektrofotometri dan asosiasi ion. Teknik ini lebih sederhana, selektif, prekonsentrasi dan penentuannya secara spektrofotometri. Meskipun sampai saat ini belum ada satu metode yang benar-benar bagus dengan segala kelebihannya, karena masing-masing metode itu mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dan mempunyai keterbatasan sendiri-sendiri (Willard, Merit, dan Dean; 1974).


Merkuri Organik (Hg)
Merkuri (Hg) sebagai salah satu zat yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.