Metode Analisis Merkuri

Analisis merkuri adalah proses untuk mengukur konsentrasi merkuri dalam berbagai sampel, seperti air, tanah, udara, atau bahan biologis (seperti ikan atau rambut manusia).

Metode Analisis Merkuri

Analisis merkuri adalah proses untuk mengukur konsentrasi merkuri dalam berbagai sampel, seperti air, tanah, udara, atau bahan biologis (seperti ikan atau rambut manusia). 


Berbagai teknik analisis merkuri yang dapat menjangkau analit dalam jumlah yang relatif kecil telah banyak dilaporkan, antara lain adalah ICP-MS, ICP-OES, CV-AAS, AFS, dan ASV. Namun demikian dengan teknik tersebut sangat mahal biaya analisis merkuri dan cukup rumit prosesnya. Berbagai metode analisis merkuri tersebut memerlukan instrument yang mahal harganya dan juga biaya operasionalnya. Di samping itu berbagai instrument tersebut hanya dimiliki oleh institusi tertentu, antara lain UGM, PPNY-BATAN, dan LIPI. Salah satu metode analisis merkuri yang telah banyak dilakukan oleh para peneliti yaitu metode CV-AAS atau disebut juga metode pembentukan uap dingin.

Metode CV-AAS ini hanya dapat digunakan khusus untuk atomisasi merkuri. Metode CV-AAS ini mempunyai keunggulan dalam hal selektivitas dan sensitivitas yang cukup baik untuk analisis merkuri total dalam sampel. Kelemahan metode CV-AAS adalah tidak dapat mendeteksi berbagai jenis merkuri yang ada dalam sampel. Untuk mengatasi hal ini, maka sampel sebelum dianalisis dengan metode CV-AAS terlebih dahulu dilakukan pemisahan, dengan tujuan untuk memisahkan berbagai jenis spesies merkuri yang ada. Pada proses pemisahan ini tentu saja diperlukan suatu pelarut yang benar-benar sesuai atau selektif. Pemilihan pelarut ini harus benar-benar diperhatikan, karena akan menentukan keberhasilan dari analisis.

Pelarut yang digunakan biasanya pelarut organik seperti kloroform, karbon tetra klorida, dan n-heksana. Dengan cara ekstraksi diharapkan spesies merkuri organik (khususnya metil merkuri) akan berada dalam fasa organik; sedangkan merkuri anorganik akan berada dalam fasa air, yang selanjutnya dapat dianalisis dengan metode CV-AAS. Metode gabungan ekstraksi dan CV-AAS dapat digunakan untuk analisis spesiasi metil merkuri dan merkuri anorganik, dengan kisaran konsentrasi metil merkuri antara 11,00-16,03 ppb, sedangkan konsentrasi merkuri anorganik berkisar antara 22,07-29,55 ppb.

Berikut adalah perbandingan analisis trace metal menggunakan AAS-Flame, AAS-Grafite, ICP-AES, dan ICP-MS:

1.     Flame Atomic Absorption Spectrometry (FAAS)


Kelebihan

Kekurangan

• Mudah digunakan

• Sangat cepat

• Biaya modal terendah 

• Relatif sedikit gangguan

• Instrumen yang sangat ringkas

• Kinerja yang baik

 

• Limit deteksi sedang

• Keterbatasan unsur logam yang dapat

dideteksi

• 1-10 elemen per penentuan

• Tidak memiliki kemampuan screening

2.    Graphite Furnace Atomic Absorption Spectrometry (GFAAS)


Kelebihan

Kekurangan

• Batas deteksi yang sangat baik

• Membutuhkan sedikit sampel

• Harga relatif rendah

• Instrumen yang sangat ringkas

• Gangguan spektral sedikit

• Waktu analisis lambat

• Mudah mengalami gangguan kimia

• Keterbatasan unsur logam yang dapat

dideteksi

• 1-6 elemen per penentuan

•Tidak memiliki kemampuan screening

• Dynamic rangeterbatas

3.  Inductively Coupled Plasma Atomic Emission Spectrometry (ICP-AES)

Kelebihan

Kekurangan

• Mudah digunakan

• Multi-elemen

• Produktivitas tinggi

• Sangat ekonomis untuk banyak sampel dan /atau unsur logam

• Gangguan kimia sedikit

• Kemampuan screeningyang sangat baik

• Dapat menganalisa sampel dengan kadar total padatan terlarut tinggi

• Dapat menganalisa sampel padat dan organic

• Batas deteksi rendah hingga sedang (tetapi sering jauh lebih baik dari FAAS)

• kemungkinan mudah mengalami gangguan spektral

• Memiliki keterbatasan terhadap beberapa jenis elemen / unsur logam

4. Inductively Coupled Plasma - Mass Spectrophotometer (ICP-MS)

Kelebihan

Kekurangan

• Batas deteksi yang sangat baik

• Multi-elemen

• Produktivitas tinggi

• Sangat ekonomis untuk banyak sampel dan /atau elemen

• Dynamic rangeluas

• Dapat digunakan untuk pengukuran isotop

• Kemampuan screening semikuantitatif yangcepat

• Spektral mudah ditafsirkan

• Membutuhkan keterampilan

 pengembangan metode

• Biaya modal awal yang lebih tinggi

• Dapat mengalami beberapa gangguan

spektral, tetapi dapat didefinisikan dengan baik

• Terbatas untuk sample dengan kadar total padatan terlarut <0,2%

Batas Deteksi

ICP-MS menghasilkan batas deteksi terbaik (biasanya 1-10 ppt), diikuti oleh GFAAS, (biasanya dikisaran sub-ppb) selanjutnya ICP-AES (dari urutan 1-10 ppb) dan terakhir FAAS (di kisaran sub-ppm). Tabel di bawah menunjukkan rentang batas deteksi untuk masing-masing teknik.




Merkuri (Hg) dan Toksisitasnya
Merkuri (Hg) adalah logam berat yang dikenal karena sifatnya yang beracun